kalaulah,
bisa ku cincang hati,
agar mampu ku tebarkan ke angin,
memberi cinta pada sang sepi.
kalaulah,
bisa ku rautkan jiwa,
agar mampu melentur ke arah kita,
memberi kudrat pada sang keliru.
kalaulah,
bisa ku sembunyi kamu,
agar mampu kau bisikkan sakti di telinga,
memberi azam pada sang tewas.
kalaulah,
jiwa aku belum dibeli orang.
maka aku milik kamu.
Thursday, August 30, 2007
Tuesday, August 21, 2007
aku takut
mencicah pekasam hati di hirisan cili,
merenjis mata dengan secubit garam,
menghentak nafas dengan bahasa keji,
bertanya aku, "kenapa perlu kejam"
kita yang memang bermula dengan kehancuran,
mencari damai dalam onar sesakan manusia,
menemui bahasa yang sama, berbicara tak segan,
mencerai jiwa dari kesiksaan dunia yang gila.
namun rupanya dunia itu tidak segagah kamu
yang merobek kesedaran dan kekuatan,
kamu mendurjana bahasa kita yang indah itu,
maka aku ini sedang berlari pergi ketakutan.
merenjis mata dengan secubit garam,
menghentak nafas dengan bahasa keji,
bertanya aku, "kenapa perlu kejam"
kita yang memang bermula dengan kehancuran,
mencari damai dalam onar sesakan manusia,
menemui bahasa yang sama, berbicara tak segan,
mencerai jiwa dari kesiksaan dunia yang gila.
namun rupanya dunia itu tidak segagah kamu
yang merobek kesedaran dan kekuatan,
kamu mendurjana bahasa kita yang indah itu,
maka aku ini sedang berlari pergi ketakutan.
Saturday, August 11, 2007
perempuan yang disimpan
aku periuk mahal di dalam kaca.
aku anak patung di dalam almari.
aku kelisa emas di dalam balang.
aku berharga yang tidak terbeli.
aku perempuan yang disimpan.
aku anak patung di dalam almari.
aku kelisa emas di dalam balang.
aku berharga yang tidak terbeli.
aku perempuan yang disimpan.
Wednesday, August 08, 2007
Friday, August 03, 2007
meracik hati
aku sedang mau meracik hati di pantai kosong,
bila kau berlari mengutip setiap debunya.
hanya untuk membakarnya semula.
bila kau berlari mengutip setiap debunya.
hanya untuk membakarnya semula.
Subscribe to:
Posts (Atom)