Thursday, July 26, 2007

cinta kita di atas atap

depang tangan kita mengambil mentari di waktu malam
cinta kita ~bersemi.

dan ku nampak di bawah mentari malam itu
wajahmu yang begitu cantik
wajah aku yang begitu indah
cuma kita yang tahu

di atas atap itu, kita berdua
berzapin dengan bintang
berzapin dengan dgn malam
bercinta
berkasih
bersayang

dan cinta itu milik kita
kita berdua

cinta kita di atas atap
tanganmu merangkul wajahku
erotismu semata melihat senyumku

cinta-cinta

cinta kita berdua
di atas atap hanya berdua
dan cinta kita cinta yang gila

kita merasa
hanyalah kita
cinta

ku cinta dia
dia cinta aku
aku cinta dia
dia cinta aku saja

kita berdua di atap sana
di atap sana

kerna ku hanya berdua
di atas itu tiada siapa
hatiku cinta
tapi siapa tau
aku milik orang
dan kau milik orang

aku cinta
aku mau
aku ingin
aku hendak

tapi kita cuma cinta-cinta di atap saja

ku mau
ku ingin di cinta

Forbidden love, but felt so true. Undeniably wrong, but so friggin honest. Selamat tidur, cinta gelap. Click here if you want to see me performing. Feel.

Sunday, July 22, 2007

tewas lagi di kaki cinta

apa mungkin kau terus menjadi bulan?
apa mungkin kau jadi bintang satu?
andai tertempang kaki, terlumpuh badan.
mahukah kau menongkat langit aku?


yang terzahir adalah cermin dusta, sayang
yang tertulis belum terpalit nista, kasih
haruskah kau berlari dan menghindar bayang?
haruskah kau mengkelabukan pelangi putih?


jiwa, bantu aku terus mempasak hati
dunia, isikan aku dengan pujian Ilahi
aku tewas lagi di kaki cinta
aku luluh dimamah usia
aku jatuh di mata dia.


kasih, teruskan aja kau di sisi
kerna sudah lama aku sendiri
berkat doa, kitakan berdiri sama tinggi
berdepang tangan, memeluk pelangi

A duet with Api. Talented soul. The idea was filling up the blanks. I start with the fisrt line, he would continue the next, and on and on. Started as a silly game over coffee, but i think it came out beautifully.

Friday, July 20, 2007

heart-for-rent

please return my heart at the counter
as you walk off to the gate please

i think on monday it will expire
and for extra time, there will be fees

lari dan terus lari II

apa perlu dibohong si hati ini lagi?
sedang perasaan bukan anak kecil yg perlu digula-gulakan.
maka larilah dan terus lari.
bohong yg terang, usah kau pasang sang angan-anganan.

dan jika ada yg mau mendepang tangan memeluk ribut,
mampasak kaki mempeluk badai, melagu tangis,
harus kau lari dan terus kabut!
kerna takkan termampu kau hadap dunia yang bengis.

maka lagu hatiku itu diritma dari bibir ke bibir,
dibaca disampai dek semua kecuali diri aku,
dan kau andai pelbagai sebagaimana dia fikir,
tapi sayang, lagunya kau nyanyikan sebu.

a continuation of Lari Dan Terus Lari. One of my early poems. About giving up.

Thursday, July 19, 2007

aku sedang mematikan hati

nyaris reput, ia.
sudah hampir kepunahan.
berkecamuk rasa jiwa.
tak kalih menahan.

berbaris soal tercipta.
tertitah langsung keporakan.
mau dibunuh segala.
biar tak berhati si badan.

sudah pun bernyanyi sepi.
aku bisa rasa girang.
aku sedang mematikan hati.
lalu kau datang.

Tuesday, July 17, 2007

meski walau

apalah makna.
apalah erti.

meski tangan merangkul bayu dermaga.
walau mata mencium kaki langit di sini.

andai kau tiada.
andai aku sendiri.

i just realized, sometimes, in short words, i said everything.

Wednesday, July 11, 2007

dia itu ada

nyatanya aku tewas.


igau aku tentang rembulan rupanya sekadar khayalan termimpikan,
rata-rata segala yang ku membayang semua hanya jeritan tersimpan,
pekikan aku yang dulu-dulu tidak pernah tembus ke lingkar awan,
yang aku ngongoi di siratan kasih malam cuma hanya siulan bosan.

nyatanya aku bodoh.

mana bisa ada cinta seagung itu antara kita-kita ini, wahai pasir,
tiada mungkin ada ingin sang mentari bertari zapin bersama petir,
seolahnya ada cemati mengikat janji sang bibir dusta yang berdesir,
semua itu khayalan bajingan yang mendustakan batin yang lahir.

nyatanya aku buta.

tidak ternampakkan seganang kasihmu yang terbentang membayu,
dari setiap terhembus sang nafas ke kawanan awan yang membiru,
yang ku cari adalah ideologi sial tercipta untuk mengorgasmik nafsu,
tidak ada cinta rembulan, mentari petir, rindu sang pasir, yang itu-itu.

nyatanya aku tewas.
nyatanya aku bodoh.
nyatanya aku buta.
Dia itu Ada.