ku hantar warkah untuk tuhan
meminta untuk diputus nyawa
pada hari 'pasti-tertunaikan'.
rupanya tidak ditulis apa-apa.
Thursday, July 24, 2008
Wednesday, July 23, 2008
minta pulangkan
setiap perca hati aku,
yang ditenyeh pijak
dikunyah henyak
disiat hancur
dicincang lebur;
minta pulangkan.
setiap titis airmataku,
yang dihirup kejam
diracun tajam
direnjis bazir
dimuntah hanyir,
minta pulangkan.
setiap degup jantung aku,
yang dicekik sesak
digilis lanyak
ditusuk hiris
dibiar sadis,
minta pulangkan.
sudah ada yang mahu mengutip
setiap perca hati aku
setiap titis airmataku
setiap degup jantung aku.
minta pulangkan.
tak tahu malu.
when you want to move on, and still people expect you to live and mourne. to hell with you.
yang ditenyeh pijak
dikunyah henyak
disiat hancur
dicincang lebur;
minta pulangkan.
setiap titis airmataku,
yang dihirup kejam
diracun tajam
direnjis bazir
dimuntah hanyir,
minta pulangkan.
setiap degup jantung aku,
yang dicekik sesak
digilis lanyak
ditusuk hiris
dibiar sadis,
minta pulangkan.
sudah ada yang mahu mengutip
setiap perca hati aku
setiap titis airmataku
setiap degup jantung aku.
minta pulangkan.
tak tahu malu.
when you want to move on, and still people expect you to live and mourne. to hell with you.
Monday, July 21, 2008
madah si miskin dipinang kayangan
bingit menembus semesta
berdentum melahir gempita
ini bunyi sayap aku, hey kamu
tandanya aku menerbang lalu.
andai dulu aku diulat-ulatkan
hidup busuk menumpang menyegan
kini aku dijemput sang putera
jahitkan rahangmu, lihatkan beta.
adil tuhan terbukti pada aku
nan tercacai seranah dimalu-malu
inilah dia sahaya kau hinakan
dijemput naik bersanding di kayangan.
pandang kudaku bersayap indah
camping dahulu, sekarang megah
airmata dialir sudah membeku
kau tak layak memegang cintaku.
setiap henyak dikasi tuan
tak terbilang bak rintis hujan
setiap itu yang kau beri dulu
membalas ini, bahagia itu.
berdentum melahir gempita
ini bunyi sayap aku, hey kamu
tandanya aku menerbang lalu.
andai dulu aku diulat-ulatkan
hidup busuk menumpang menyegan
kini aku dijemput sang putera
jahitkan rahangmu, lihatkan beta.
adil tuhan terbukti pada aku
nan tercacai seranah dimalu-malu
inilah dia sahaya kau hinakan
dijemput naik bersanding di kayangan.
pandang kudaku bersayap indah
camping dahulu, sekarang megah
airmata dialir sudah membeku
kau tak layak memegang cintaku.
setiap henyak dikasi tuan
tak terbilang bak rintis hujan
setiap itu yang kau beri dulu
membalas ini, bahagia itu.
Sunday, July 06, 2008
puisi pinjam dari tuhan
sudah habis bahasa langit,
yang tinggal cuma sedikit,
tuhan, izinkan ku pinjam hartamu,
mengalung agung memuji dia itu.
hujan, titahkan anak-anak anda
menari bernyanyi di telinganya,
pelangi, jadilah jubahnya dipakai,
kasikan warnamu damai membelai.
sungai, semoga lalumu menghanyutkan
tepat rasa lalai yang begitu menggian,
kerikil, hembuskan gagahmu di hati,
ajar kami bertekun dalam cinta ini.
terlalu berlambak terbazirkan habisan
semua bahasa raga pada syaitan-syaitan,
yang tersisa ini terlalu picis dan biasa,
maka pejam matamu, tuhan sedang bantu saya.
suara hujan, pelangi, sungai dan kerikil
sedang meluah bisu aku yang terkebil.
apa kau dengar?
apa kau akan biar?
buat bakal teman hidup saya, hazrilfitri bin hadzir. semoga tidak berhenti cinta.
yang tinggal cuma sedikit,
tuhan, izinkan ku pinjam hartamu,
mengalung agung memuji dia itu.
hujan, titahkan anak-anak anda
menari bernyanyi di telinganya,
pelangi, jadilah jubahnya dipakai,
kasikan warnamu damai membelai.
sungai, semoga lalumu menghanyutkan
tepat rasa lalai yang begitu menggian,
kerikil, hembuskan gagahmu di hati,
ajar kami bertekun dalam cinta ini.
terlalu berlambak terbazirkan habisan
semua bahasa raga pada syaitan-syaitan,
yang tersisa ini terlalu picis dan biasa,
maka pejam matamu, tuhan sedang bantu saya.
suara hujan, pelangi, sungai dan kerikil
sedang meluah bisu aku yang terkebil.
apa kau dengar?
apa kau akan biar?
buat bakal teman hidup saya, hazrilfitri bin hadzir. semoga tidak berhenti cinta.
Tuesday, July 01, 2008
so, yeah.
so i've pasted my heart in your palm
though you've said you can't hold it long
but i've got none to help me calm
like you'd right every bits of wrong.
so i've lived a million death threats
though you could never care ever less
but i've drank all of my bloody sweats
like you would ever try to kindly caress.
so it was so yesterday for you, love
though it is still burning yet today
but it was so obvious, heavenly dove
cause you hardly wish me in your pray.
those stings and deadly gifts are rare
but hey,
like you ever care.
though you've said you can't hold it long
but i've got none to help me calm
like you'd right every bits of wrong.
so i've lived a million death threats
though you could never care ever less
but i've drank all of my bloody sweats
like you would ever try to kindly caress.
so it was so yesterday for you, love
though it is still burning yet today
but it was so obvious, heavenly dove
cause you hardly wish me in your pray.
those stings and deadly gifts are rare
but hey,
like you ever care.
menjadi itu
dan aku ini mahu terus menjadi langit
terutuh menghembus malam-malam kamu
tetap aku ini melampumu dengan bulan
juga menitah suria mewarna hatimu itu
kerana telah aku sumpah dari azali
bisikkan ranap jiwa, akan aku nyamankan
usah sembunyi hanyut terbuang walau satu
aku dipesan tuhan menjadi cinta merupa kawan
dan aku ini setiap satu persatu itu
tidak ku minta apa setimpal dari kamu
cumanya berbahagialah dan bersentosa
atas terciptanya aku ini menjadi bayu
terutuh menghembus malam-malam kamu
tetap aku ini melampumu dengan bulan
juga menitah suria mewarna hatimu itu
kerana telah aku sumpah dari azali
bisikkan ranap jiwa, akan aku nyamankan
usah sembunyi hanyut terbuang walau satu
aku dipesan tuhan menjadi cinta merupa kawan
dan aku ini setiap satu persatu itu
tidak ku minta apa setimpal dari kamu
cumanya berbahagialah dan bersentosa
atas terciptanya aku ini menjadi bayu
aku sudah
langit sedang marah
burung sudah pulang
pokok berdiri kaku
aku duduk seorang
kasihan seorang aku
mengira awan sendiri
tangan tergenggam keras
ke mana cinta pergi?
disuruh tunggu setia
tertanya sampai bila
haru sang raga ranap
apa belas tuhan tiada?
nafas alam mendingin
malam merayap perlahan
lama aku di sini
sampai bila bertahan
jiwa,
matilah.
aku sudah.
burung sudah pulang
pokok berdiri kaku
aku duduk seorang
kasihan seorang aku
mengira awan sendiri
tangan tergenggam keras
ke mana cinta pergi?
disuruh tunggu setia
tertanya sampai bila
haru sang raga ranap
apa belas tuhan tiada?
nafas alam mendingin
malam merayap perlahan
lama aku di sini
sampai bila bertahan
jiwa,
matilah.
aku sudah.
Subscribe to:
Posts (Atom)