seperti membiar ikan berenang cetek,
melihat lelaki itu yang tanpa musiknya,
semacam sekadar merenung helang diikat kaki,
keterbatasan memijak tekak dari bersuara.
maka bagaimana hendak aku bisikkan pada dia yang aku rindu sama bunyi-bunyinya,
yang aku laparkan gemersik suara dia menderai malam-malam seperti dulu-dulu,
aku secara bersihnya tidak tahu.
dunia sudah minum dia sampai kering.
yang aku ini terpaksa berebut-rebut untuk meneguk dia.
kasihan benar, wahai kekasih beta.
keji benar sekalian maya dan raga.
aku pujuk tuhan agar dikembali-hidupkan,
semoga dia semula elektris mempesona,
sebab dia memang ikan di laut lepas.
dermaga, air dan ombak besar adalah jiwa dia.
dunia,
jangan ratah lagi suami aku.
kasihan dia.
i realized sometimes, i talk in poetry. so this is generated from my everyday blog.